7 Dosa Besar

Kerakusan (Gluttony)

Rakus atau gluttony adalah dosa yang timbul dari kebiasaan makan secara berlebih hingga apa yang dimakan pada akhirnya terbuang begitu saja. Singkatnya, kerakusan berhubungan dengan cara makan kita.

Seorang manusia dikatakan rakus jika makan sebelum waktunya (Praepropere), mengkonsumsi makanan yang harganya sangat mahal (Laute), makan dengan berlebihan (Nimis), Makan dengan hasrat yang besar (Ardenter), makan secara cepat karena tidak mau kalah dari yang lain (Studiose), dan makan secara liar seperti binatang (Forente).

Selain berhubungan dengan makan, kerakusan juga bisa dikaitkan kepada keinginan yang berlebihan untuk mendapatkan uang. Manusia yang diperbudak oleh kerakusan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta dan kekayaan. Bahkan, dia menghargai harta kekayaannya lebih dari Tuhan.

Agar terhindar dari rasa rakus ini, kita harus membiasakan diri untuk makan, minum, belajar, bekerja secara seimbang agar hidup lebih teratur. Selain itu, kita juga harus ingat bahwa tubuh kita hanya bisa menampung makanan dalam jumlah tertentu setiap harinya, jika terlalu berlebihan justru akan menimbulkan penyakit yang berbahaya.

Kemalasan merupakan kondisi tidak peduli pada apapun yang ada di sekitarnya. Kemalasan termasuk ke dalam dosa besar karena dapat membuat manusia gagal dalam memaksimalkan potensi yang sudah diberikan oleh Tuhan.

Manusia yang malas biasanya mudah menyerah, tidak memiliki keinginan untuk bertindak, sering melakukan kecerobohan, dan hanya berusaha dengan setengah hati. Lebih dari itu, kemalasan dapat berkaitan dengan rasa putus asa (despair) yang akan membuat manusia gagal memaksimalkan talenta yang dimilikinya.

Selain itu, ada lagi beberapa karakteristik yang menggambarkan kemalasan, diantaranya:

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kemalasan adalah dengan hidup teratur dan disiplin sehingga kita terbiasa melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Lalu, jangan lupa, selalu memotivasi diri untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan tepat waktu.

Envy atau Iri Hati

Dalam hidup ini tidak jarang seseorang akan merasa iri terhadap pencapaian maupun hal-hal yang dimiliki oleh lain. Namun, siapa sangka kalau ternyata sifat ini adalah salah satu 7 deadly sins atau tujuh dosa mematikan. Mengapa demikian? Alasannya karena iri hati memang berawal dari kesedihan maupun rasa tidak suka terhadap nasib baik yang diraih oleh orang lain. Akan tetapi sifat ini dapat berkembang menjadi keinginan untuk menghancurkan nasib baik dari orang tersebut. Inilah yang membuat iri hati tergolong sebagai 7 deadly sins.

Belphegor (Kemalasan)

Terdapat dua penggambaran yang berbeda dari iblis ini. Yang pertama belphegor digambarkan sebagai perempuan muda yang sangat cantik di dunia, yang kedua digambarkan sebagai sosok berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.

Di beberapa tradisi, Belphegor adalah malaikat yang bernama Bola-Peor namun, ketika Lucifer memberontak ia tak mendukungnya sehingga ia dianggap sebagai pembelot. Belphegor ini dikenal akan otaknya yang licik. Ia akan membuat manusia berusaha untuk haus akan kekayaan dengan cara menipu, korupsi dan hal-hal yang berhubungan dengan kekayaan instan lainnya.

Inilah pembahasan tentang tujuh dosa besar dan iblis yang mewakili tujuh dosa tersebut. Semoga dar pembahasan ini bisa menambahkan pengetahuan dan wawasan pembaca agar lebih bisa berhati-hati dalam bertindak. (Z-3)

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

mungkin beberapa dari teman-teman pernah mendengar hal ini. tapi ada baiknya untuk dijelaskan terlebih dahulu agar yang lain bisa mengerti. bagi penggemar FMA pasti sudah tidak asing lagi dengan kata ini. 7 dosa besar adalah iri hati(envy), lust(hawa nafsu), gluttony(rakus), wrath(amarah), greed(serakah), sloth(malas), dan sombong(pride). mari kita bahas satu per satu tentang dosa tersebut.

Iri hati atau dalam bahasa inggrisnya envy. kata ini dari bahasa latin invidia, artinya ketidaksukaan terhadap kelebihan atau kebaikan orang lain. iri hati sering muncul karena orang lain memiliki sesuatu tetapi kita tidak memilikinya.

Hawa nafsu atau lust berasal dari bahasa latin luxuria. lust lebih diartikan ke hawa seksual yang tak terkendali, menghalalkan segala cara demi kepuasaan pribadi.

rakus dalam bahasa inggris gluttony berasal dari bahasa latin gula. rakus di sini bukan rakus akan kedudukan tetapi rakus terhadap makanan. memang makanan adalah hal pokok untuk bertahan hidup dan berkembang biak tetapi bila berlebihan akan merusak diri sendiri. maksud berlebihan seperti makan terlalu awal, makan terlalu mewah, makan terlalu banyak, makan terlalu bernafsu, suka pilih-pilih makanan atau asal makan.

amarah atau wrath berasal dari bahasa latin ira. amarah dekat dengan marah, benci, balas dendam, penolakan, dan ketidaksabaran. tetapi dari semua itu ada 1 dosa yang tidak bisa termaafkan bagaimanapun caranya yaitu bunuh diri(suicide).

tamak atau greed dari bahasa latin avaritia. greed artinya keinginan untuk memiliki semuanya. harta, kekuasaan, dan wanita. semuanya ingin di dalam genggaman. sedikit cerita kuno yaitu seorang malaikat yang bernama lucifer, karena ketamakannya ingin menjadi penguasa seperti Tuhan akhirnya dia dijatuhkan ke neraka dan menjadi iblis.

malas atau sloth berasal dari bahaasa latin acedia. sepintas dosa ini terlihat 'kecil' tetapi kita harus ingat hal besar bisa terjadi karena di awali dari hal kecil. hal kecil itu misalnya adalah tidak mengerjakan apa yang harus dikerjakan, gagal mengembangkan apa yang harus dikembangkan, dan yang paling merakyat adalah menunda pekerjaan.

sombong atau pride dari bahasa latin superbia. inilah sumber dari segala dari dosa, dialah yang pertama dari segala dosa. kesombongan pada diri sendiri. kesombongan ini semakin besar karena manusia memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan-Nya, semakin besarlah sombongnya sebagai makhluk yang memiliki derajat tertinggi.

kenapa saya menulis tentnag ini? jawabannya sederhana, karena tertarik. alasan lainnya mungkin terlalu suka baca FMA soalnya disana banyak dibicirakan tentang 7 dosa . 7 dosa itu berbentuk manusia ciptaan, bukan hanya manusia biasa tapi manusia yang memiliki kemampuan khusus. kesamaan dari mereka adalah mereka tidak bisa mati.

tulisan ini hasil buatan sendiri dan refenrensi dari

Xaverius Aryan Gondokusumo, Fransiskus (2013) Perancangan Buku Ilustrasi 7 Iblis Dosa Besar. Diploma thesis, Universitas Komputer Indonesia.

Full text not available from this repository.

Agama Katolik merupakan salah satu agama monotheisme yang diakui dunia. Agama Katolik mempunyai keragaman cerita menarik untuk mendukung ajarannya. Salah satunya adalah ajaran perihal Dosa dan Iblis. Dosa adalah segala perbuatan jahat yang melanggar perintah agama, dan Iblis adalah sesosok tenaga spiritual yang mendorong manusia untuk jatuh ke dalam dosa, iblis diceritakan pula tinggal di dalam neraka, bertugas sebagai algojo penjagal jiwa manusia yang masuk ke dalam neraka sekaligus sebagai musuh abadi dari Tahta Langit. Dalam perkembangan selanjutnya, 7 nama iblis dihubungkan dengan 7 Dosa Besar yang mewakili sifat dasar manusia. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan tersebut, tercetuslah sebuah gagasan untuk membuat media yang menginformasikan perihal 7 Iblis Dosa Besar. Untuk lebih mempermudah pembaca dalam memahami sosok Iblis Dosa Besar, maka buku yang dirancang akan dipenuhi oleh ilustrasi.

Mammon (Ketamakan)

Mammon adalah iblis yang mewakili ketamakan dan merupakan penggambaran dari kekayaan, keserakahan, dan ketidakadilan. Di neraka, Mammon akan memperbudak manusia yang rakus pada uang, senang menipu, sering merugikan orang lain, pelit, dan serakah atas kekayaannya.

Leviathan (Iri hati)

Leviathan merupakan wakil dari dosa iri hati dan sering digambarkan sebagai makhluk mengerikan berupa monster laut besar yang di mulutnya menyimpan pintu neraka (Hellmouth).

Leviathan memiliki tugas untuk menggoda laki-laki agar melakukan penghujatan. Selain itu, di neraka dia bertanggung jawab untuk menghukum manusia yang dikuasai perasaan iri dan cemburu dengan cara menelan mereka.

Iblis yang Mewakili 7 Dosa Besar

Tujuh dosa besar yang mematikan diwakili oleh 7 iblis atau pangeran neraka yang memiliki kekuasaan luar biasa dan menjadi otoritas tertinggi di neraka. Awalnya, mereka adalah malaikat agung (Archangel) yang hidup di surga, tetapi setelah melakukan pemberontakan dan menentang Tuhan hingga menimbulkan perang, mereka jatuh ke neraka bersama Lucifer.

Setelah jatuh ke neraka, mereka kehilangan kasih dan karunia Tuhan kemudian berubah menjadi iblis mengerikan yang mewakili 7 dosa besar. Nah, siapa saja iblis-iblis ini? Berikut daftar lengkapnya.

Dosa Besar Yang Membinasakan

Kemudian perkataan penulis Rahimahullahu Ta’ala, “7 perkara yang membinasakan.” Di sini terdapat perhatian dalam perkara-perkara yang akan disebutkan tersebut. Karena tatkala beliau menyebutkan dosa-dosa besar yang membinasakan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut berjumlah 7.

Jadi seandainya Anda telah mendengar ada 7 perkara yang membinasakan, namun setelah Anda hitung ternyata hanya ada enam perkara, tidak 7 sebagaimana disebutkan di awal, maka pasti Anda akan berkata dalam diri Anda bahwa masih ada satu hal yang belum disebutkan. Dan kalau seandainya tidak disebutkan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut ada 7, maka mungkin akan terlewat faidah dari kita sebagian dari perkara-perkara yang membinasakan tersebut karena kita tidak memperhatikan.

Oleh karenanya inilah diantara faidah disebutkan bilangan di awal hadits tersebut. Tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada 7 perkara yang membinasakan. Tujuannya agar kita benar-benar memperhatikan poin-poin yang akan disebutkan setelah penyebutan angka secara global tersebut. Bahkan didalam banyak hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena perkara tersebut akan membantu seseorang untuk bisa memahami hakikat ilmu dan bisa menghafalkan poin-poin yang disebutkan setelah penyebutan angka tersebut.

Kemudian tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan ada 7 perkara yang merasakan, maka bilangan 7 tersebut bukan untuk pembatasan atau bahwasanya dosa besar hanya sebatas 7 perkara. Karena datang dalam hadits-hadits yang lain bahwasanya ada amalan-amalan yang termasuk dalam kategori dosa besar yang tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Contohnya adalah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala beliau bersabda:

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ

“Perhatikanlah, maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para Shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu“” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan kita perhatikan bahwasannya dosa durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu itu tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Namun keduanya termasuk kedalam dosa besar dengan nash hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karenanya bahwasanya dosa-dosa besar itu jumlahnya lebih dari 7. Bahkan sebagaimana dalam atsar Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau pernah mengatakan bahwasanya dosa-dosa besar itu dekat ke angka 70 (artinya sangat banyak). Bahkan kata Syaikh, perkataan Ibnu Abbas bahwasanya dosa besar itu dekat ke angka 70 ini pun bukan batasan bahwasanya dosa besar hanya sebatas 70. Namun kata beliau bahwasanya dosa-dosa besar lebih dari angka yang disebutkan.

Perkara terpenting yang harus kita perhatikan di dalam masalah ini adalah mengetahui tentang kaidah apa yang dimaksud kedalam dosa besar. Dan dosa-dosa apa yang masuk ke dalam kategori dosa besar. Kita harus tahu kaidahnya agar kita bisa membedakan antara dosa besar dengan dosa kecil.

Adapun dosa besar adalah setiap amalan yang diawali dengan laknat atau dengan ancaman, diharamkan dari surga Allah Subhanahu wa Ta’ala atau dengan ancaman untuk masuk ke dalam neraka atau setiap amalan yang diawali dengan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala atau setiap amalan yang pelakunya dilaknat oleh Allah atau imannya ditiadakan atau setiap amalan yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukan termasuk golongan kami, maka indikator-indikator diatas merupakan alamat bahwasanya amalan-amalan tersebut masuk dalam kategori dosa besar. Ini kaidahnya. Juga ditambah dengan amalan-amalan yang memang datang nash secara langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau dalam Al-Qur’anul Karim bahwasanya perkara tersebut masuk kedalam bagian dari dosa besar.

Murka/Amarah (Wrath)

Murka atau amarah, dalam bahasa latin disebut dengan “Ira”. Dalam kondisi normal, marah adalah respon alami yang muncul saat melihat ketidakadilan. Namun, kemarahan dalam dosa besar lebih dari itu karena dapat menimbulkan perbuatan jahat.

Di dalam Katekismus disebutkan bahwa kemarahan sama dengan keinginan untuk melukai atau membunuh orang lain secara sengaja. Perasaan ini bisa muncul dari alasan yang egois, seperti kecemburuan atau yang lainnya.

Ketika seseorang dikuasai oleh amarah, dia akan kesulitan untuk menggunakan akal pikirannya, sehingga bisa dengan mudah melukai orang lain, baik melalui kata-kata maupun tindakan.

Maka dari itu, sebaiknya bangun sifat sabar dalam diri karena kesabaran merupakan lawan dari kemarahan. Selain itu, kita juga harus selalu melihat kehadiran Tuhan dalam diri sesama manusia.

Di sisi lain, coba perbanyak olahraga dan alihkan perasaan marah kepada hal-hal yang lebih positif. Misalnya ketika merasa marah, kamu bisa mendengarkan lagu atau berjalan kaki sambil mengontrol emosi.

Nafsu didefinisikan sebagai nafsu birahi yang berarti keinginan untuk merasakan kenikmatan seksual secara berlebihan. Oleh karena itu, hal-hal seperti sexual addiction, adultery, rape, fornication, perversion, bestiality, dan incest termasuk ke dalam nafsu birahi ini.

Padahal sebenarnya nafsu dengan seks merupakan hal yang berbeda. Seks adalah cara manusia untuk berkembang biak dan termasuk pemberian dari Tuhan kepada laki-laki dan perempuan yang terikat dalam suatu pernikahan.

Sedangkan nafsu merupakan keinginan untuk mendapatkan kenikmatan seks yang berlebih hingga tenggelam di dalamnya dan tidak mempercayai adanya kenikmatan yang bisa didapatkan dari hal lain.

Manusia yang dikuasai oleh nafsunya akan dipenuhi oleh pikiran kotor, kehilangan kebebasannya sendiri, tidak merasa damai dalam batin, sering merasa bersalah, sulit menerima diri sendiri, bahkan bisa jatuh ke dalam pergaulan bebas.

Agar terhindar dari jeratan hawa nafsu, kita harus menghindari hal-hal yang dapat merangsang seperti gambar dan film dewasa. Selain itu, perbanyak melakukan aktivitas yang positif seperti berolahraga, membaca buku, bersosialisasi dengan tetangga, atau yang lainnya.

Belphegor (Kemalasan)

Belphegor menjadi iblis yang mewakili dosa kemalasan dan memiliki dua penggambaran yang berbeda. Pertama, Belphegor digambarkan sebagai wanita muda yang cantik saat di dunia dan yang kedua digambarkan sebagai iblis berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.

Dalam beberapa tradisi, Belphegor dulunya adalah malaikat agung bernama Bola-Peor. Akan tetapi saat Lucifer memberontak, dia tidak mendukung pemberontak dan tidak mendukung malaikat. Alhasil, dia dianggap sebagai pembelot kemudian dibuang ke neraka.

Belphegor terkenal akan kelicikannya. Dia akan membuat manusia berusaha mendapatkan kekayaan dengan cara yang licik, seperti menipu atau korupsi.

Demikian pembahasan tentang 7 dosa besar dan juga iblis yang mewakili 7 dosa besar. Semoga semua pembahasan di atas bisa menambah wawasan kamu. Jika ingin mencari berbagai macam wawasan melalui buku, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

7 Dosa Besar – Dosa adalah tindakan menyimpang dari hukum dan kehendak Allah. Dalam Alkitab banyak sekali terminologi dosa, seperti dosa hati, dosa pikiran, dosa mulut, hingga dosa perbuatan. Anehnya, manusia seringkali melakukan dosa-dosa ini dalam kehidupan sehari-hari.

Para Bapa gereja pun mengklasifikasikan dosa dalam Alkitab ke dalam dua jenis, yaitu dosa ringan dan juga dosa mematikan. “The Seven Deadly Sins” atau 7 dosa besar yang mematikan merupakan konsep yang dipakai oleh gereja sejak dulu untuk mengajarkan tentang dosa kepada para jemaat. Nah, apa saja yang termasuk ke dalam The Seven Deadly Sins ini?

Sebenarnya, Alkitab tidak secara langsung menyebutkan tentang 7 dosa besar, akan tetapi konsep ini sudah dikenal sejak lama. Berawal dari abad keempat, ketika Evagrius Ponticus seorang biarawan Kristen menuliskan gagasan Delapan Pikiran Jahat yang terdiri dari kesombongan, nafsu, kemarahan, keserakahan, kesedihan, kemalasan, kerakusan dan kebanggaan.

Ponticus menulis gagasan tersebut hanya untuk para biarawan lain dan tidak untuk khalayak umum. Dalam tulisannya, dia menjelaskan bagaimana kedelapan pemikiran tersebut dapat mengganggu latihan spiritual mereka.

Selanjutnya, John Cassian salah satu murid Ponticus membawa ide dan gagasan ini ke gereja barat, di sinilah pemikiran Ponticus diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.

Pada abad keenam, gagasan Ponticus diatur kembali oleh St. Gregorius Agung yang nantinya menjadi Paus Gregorius I. Dalam prosesnya, gagasan tersebut diubah dengan menghilangkan sifat kemalasan dan menambahkan iri hati.

Dia juga menggambarkan kesombongan sebagai “penguasa” dari tujuh kejahatan lainnya. Pada abad ke-13, seorang teolog bernama Thomas Aquinas merevisi gagasan tersebut dalam Summa Theologica (Ringkasan Teologi).

Dalam daftarnya, Aquinas kembali memasukkan “kemalasan” dan menghapus “kesedihan”. Selain itu, dia juga menggambarkan sifat kesombongan secara terpisah serta menjadikannya sebagai penguasa tertinggi dari tujuh dosa besar manusia.

Akhirnya, lahirlah konsep tujuh dosa besar yang kita kenal sekarang ini yang terdiri dari Kesombongan, Ketamakan, Kemarahan atau Kemurkaan, Iri hati atau Kedengkian, Hawa Nafsu atau Percabulan, Kerakusan dan Kemalasan atau Kelambanan.

Pada dasarnya, tujuh dosa besar ini bukanlah dosa yang mematikan secara harfiah atau langsung membuat manusia yang melakukannya meninggal dunia. Namun ketujuh dosa tersebut bisa melahirkan dosa lain yang lebih serius dan berlawanan dengan “Seven Virtues of Catholicisme” atau Tujuh Kebaikan Katolik.

Seven Virtues of Catholicisme adalah ajaran Katolik lain yang terdiri dari Humility (kerendahan hati), Chastity (kesucian), Liberality (kemurahan hati), Temperance (kesederhanaan), Patience (kesabaran), Diligence (kerajinan), dan Kindness (kebaikan).

Misalnya begini, ketika Grameds dikuasai oleh ketamakan kamu bisa melakukan apa saja untuk memuaskan nafsu tersebut. Seperti mencuri bahkan membunuh demi mendapatkan apa yang kamu inginkan. Jadi ketamakan adalah penyebab utama kamu melakukan kejahatan lainnya.

Lucifer (Kesombongan)

Lucifer merupakan bahasa Latin dengan arti Pembawa Cahaya, Lucifer juga menjadi sebuah nama Planet Venus atau Bintang Fajar. Iblis tertinggi di neraka ini merupakan iblis terkuat yang ada. Dahulu Iblis ini merupakan malaikat Agung, Lucifer dengan kesombongan hingga menentang Tuhan membuatnya dibuang ke dalam neraka.

Iblis dengan gambaran ketamakan dari kekayaan dan keserakahan. Mammon akan menjadikan manusia sebagai budak. Manusia-manusia rakus akan uang, suka menipu, sering merugikan orang, pelit, serakahlah yang akan dijadikan budak oleh Mammon di neraka.

Iblis dengan penggambaran monster laut besar dan menyimpan pintu neraka di mulutnya ini merupakan iblis yang Mewakili iri hati. Iblis ini akan menggoda pria merupakan tugasnya agar melakukan penghujatan. Iblis ini bertanggung jawab untuk memberi hukuman kepada manusia yang iri hati dengan cara memakannya.